Article Details
PERIODONTITIS - Penyebab, Gejala, Pengobatan
Periodontitis merupakan salah satu komplikasi dari radang gusi (gingivitis) yang tidak terobati. Jika kondisi ini terjadi dalam jangka panjang, jaringan di sekitar gusi dan gigi akan rusak sehingga menyebabkan gigi tanggal. Pada kasus yang parah, periodontitis dapat menyebabkan kemunculan abses atau kumpulan nanah di gigi.
A. Penyebab Periodontitis
Dalam kebanyakan kasus, periodontitis dimulai dengan plak (biofilm lengket yang terdiri dari bakteri). Jika tidak ditangani, plak akhirnya dapat berkembang menjadi periodontitis.
Plak terbentuk pada gigi ketika pati dan gula dalam makanan berinteraksi dengan bakteri yang biasanya ditemukan di mulut. Menyikat gigi dua kali sehari dan flossing sekali sehari membantu menghilangkan plak, tetapi plak dapat kembali terbentuk dengan cepat.
Plak bisa mengeras di bawah garis gusi dan menjadi karang gigi (kalkulus) yang jika tidak dibersihkan akan lebih sulit dihilangkan sehingga bisa semakin dipenuhi bakteri.
Semakin panjang plak dan karang gigi yang tersisa di gigi, semakin banyak kerusakan yang terjadi. Plak dapat menyebabkan gingivitis, bentuk penyakit periodontal yang paling ringan.
Gingivitis adalah iritasi dan peradangan pada bagian gusi di sekitar pangkal gigi (gingiva). Gingivitis dapat disembuhkan dengan perawatan profesional dan perawatan mulut yang baik.
Peradangan gusi yang berlangsung menyebabkan periodontitis, yang akhirnya menyebabkan terbentuknya kantong di antara gusi dan gigi yang terisi oleh plak, karang gigi dan bakteri.
Pada akhirnya, kantong-kantong ini menjadi lebih dalam, terisi dengan lebih banyak bakteri. Jika tidak diobati, infeksi yang dalam ini menyebabkan hilangnya jaringan lunak dan juga tulang, yang pada akhirnya menyebabkan pengidapnya kehilangan satu atau lebih gigi. Selain itu, peradangan kronis yang sedang berlangsung dapat memberatkan sistem kekebalan tubuh pengidapnya.
B. Faktor risiko periodontitis
Selain radang gusi yang tidak terobati, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena periodontitis, yaitu:
• Obesitas
• Faktor genetik
• Kekurangan nutrisi, termasuk vitamin C
• Kurang menjaga membersihkan gigi dan mulut
• Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau
• Konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur
• Perubahan hormon saat menstruasi, masa kehamilan, atau menopause
• Penyakit tertentu, seperti Down syndrome, penyakit Crohn, diabetes, dan rheumatoid arthritis
• Kondisi yang menurunkan sistem imun tubuh, seperti menderita leukemia, HIV/AIDS, atau sedang menjalani kemoterapi
C. Gejala Periodontitis
Gusi yang sehat terlihat kokoh dan berwarna merah muda pucat, serta menyokong gigi dengan baik. Gejala yang nampak pada periodontitis di antaranya:
• Gusi bengkak.
• Gusi berwarna merah, gelap, atau keunguan.
• Gusi yang nyeri saat disentuh.
• Gusi yang berdarah dengan mudah.
• Gusi yang terlepas dari gigi, membuat gigi terlihat lebih panjang dari normalnya.
• Terbentuknya rongga di antara gigi.
• Nanah antara gigi dan gusi.
• Napas bau.
• Gigi goyang.
• Nyeri saat mengunyah.
D. Diagnosis Periodontitis
Untuk mendiagnosis periodontitis, dokter akan melakukan tanya jawab terkait keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan memeriksa apakah ada perdarahan di sekitar gigi akibat plak, serta mengukur kedalaman celah antara gusi dan gigi.
Kedalaman celah pada mulut yang sehat adalah 1–3 mm. Sedangkan pada periodontitis, kedalaman celah bisa 4 mm atau lebih.
Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan foto Rontgen panoramik untuk mengetahui tingkat kerusakan dan pengeroposan tulang akibat periodontitis.
E. Pengobatan Periodontitis
Pengobatan periodontitis bertujuan untuk mengurangi peradangan, menghilangkan celah yang terbentuk di antara gusi dan gigi, serta mengatasi penyebab peradangan gusi. Metode pengobatannya tergantung tingkat keparahannya
Pada periodontitis yang belum parah, metode pengobatan yang dilakukan dokter adalah:
• Scaling, untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi
• Root planing, untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan karang gigi lebih lanjut, serta untuk menghaluskan permukaan akar
• Pemberian antibiotik oral, obat kumur atau gel, untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi
• Pencabutan gigi yang terdampak, agar penumpukan bakteri tidak bertambah parah dan menyerang gigi di sekitarnya
Untuk periodontitis yang sudah parah, dokter akan melakukan prosedur operasi, seperti:
• Flap surgery, untuk mengurangi endapan karang gigi di kantong atau celah gusi
• Soft tissue grafts atau operasi cangkok jaringan lunak, untuk mengganti jaringan yang rusak akibat periodontitis
• Bone grafting atau operasi cangkok tulang, untuk memperbaiki tulang-tulang di sekitar akar gigi yang telah hancur
• Guided tissue regeneration, untuk merangsang pertumbuhan tulang baru guna mengganti tulang yang hancur akibat infeksi
• Tissue-stimulating proteins, untuk merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang baru
Komplikasi Periodontitis
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, periodontitis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut ini:
- Pergeseran gigi
- Gigi goyang atau tanggal
- Infeksi pada tulang rahang
- Kumpulan nanah disertai nyeri di gigi (abses gigi)
- Infeksi atau abses pada jaringan lunak di mulut, salah satunya berupa aktinomikosis
- Peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan diabetes
Sementara pada ibu hamil, periodontitis dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti berat lahir bayi rendah dan preeklamsia.
Pencegahan Periodontitis
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya periodontitis yaitu:
- Sikat gigi secara rutin, minimal dua kali sehari, yaitu setiap pagi dan menjelang tidur.
- Bersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss).
- Hindari kebiasaan merokok dan menggunakan vape.
- Hindari aktivitas yang dapat memicu stres.
- Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
- Lakukan kontrol dan berobat rutin jika menderita diabetes.
- Jaga berat badan ideal atau turunkan berat badan bila menderita obesitas.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi jika Anda mengalami gejala-gejala periodontitis seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terutama bila memiliki faktor yang dapat meningkatkan risko terkena periodontitis.
Lakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala ke dokter gigi guna mencegah penumpukan plak dan karang gigi. Jika Anda melihat karang gigi sudah terbentuk, segera ke dokter agar karang gigi tersebut dibuang sebelum berkembang menjadi periodontitis.
Selain itu, lakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi tiap 6–12 bulan sekali. Namun, jika Anda termasuk kelompok orang yang lebih berisiko terserang periodontitis, seperti merokok atau sedang mengonsumsi obat yang menyebabkan mulut kering, pemeriksaan perlu dilakukan lebih rutin.
Hubungi nomor WhatsApp +62 896-6427-2188 untuk melakukan penjadwalan dan konsultasi.